Selasa, 03 September 2013

Hasil Seminar Tentang “Waldorf School”

dok. Semi Palar

Pembicara : Bapak Steve

Pada kesempatan tanggal 17 Agustus 2013, saya berkesempatan menghadiri sebuah bincang-bincang singkat tentang Waldorf School. Pembicaranya adalah Bapak Steve yang ditemani oleh istrinya yang bernama Ibu Lesley. Bapak Steve ini adalah seorang guru di salah satu Waldorf School di California, US. Beliau sudah menjadi guru selama 24 tahun dan beliau juga seorang musisi.

PART 1

Di awal acara setelah memperkenalkan diri, Bapak Steve bercerita bahwa setiap di awal hari sebelum memulai kelas, beliau biasanya membacakan catatan singkat mengenai tujuan yang ingin dicapai dalam pendampingan anak-anak. Menurut beliau, hal ini penting untuk dilakukan agar kita bisa terus ingat dan fokus pada tujuan yang ingin capai.

Beliau kemudian bercerita tentang asal muasal berdirinya Waldorf School. Ide unik tentang metode pendidikan di Waldorf School tercetus dari seseorang yang bernama Rudolf Steiner yang membedakan tahap perkembangan anak sesuai usia (7 tahunan). Waldorf School pertama kali berdiri di Jerman pada tahun 1919. Nama Waldorf sendiri berasal dari nama sebuah perusahaan rokok di Jerman (Waldrof Astoria Cigarette Company). Saat dunia sedang dihantui oleh perang dunia (tahun 1940-1950an) yang berkecambuk di berbagai belahan bumi, presiden dari perusahaan rokok tersebut mencoba mengembalikan keadaan dunia menjadi lebih baik melalui pendidikan. Presiden tersebut kemudian meminta Steiner untuk merealisasikan ide/konsep uniknya tentang pendidikan anak sesuai jenjang dengan membangun sebuah sekolah yang seluruh dana untuk sekolah tersebut bersumber dari kantong presiden rokok itu sendiri. Sekolah tersebut awalnya didirikan hanya untuk memfasilitasi pendidikan anak-anak dari para karyawan di perusahaannya. Lambat laun, anak-anak yang bersekolah di tempat tersebut berasal dari berbagai kelas sosial dan tidak terbatas pada anak-anak dari perusahaan rokok saja.

Dengan keadaan dunia yang semakin kacau akibat perang dunia, semakin banyak orang yang menginginkan perubahan dan semakin banyak orang juga yang mulai menerima metode pendidikan yang diterapkan Steiner dengan harapan semoga melalui pendidikan maka tercipta generasi muda yang bisa menjaga pelindung dan penjaga kedamaian dunia.

Guru-guru yang mengajar di Waldrof School bukanlah mereka yang berasal dari kalangan pendidik. Steiner sengaja merekrut orang-orang dari berbagai kalangan untuk menjadi guru di Waldrof School karena menurutnya setiap orang memiliki pengalaman hidup (life experiences). Berbagai pengalaman hidup setiap orang sangat berharga to teach the people how to live together and to see the world through each other eye.

“Be the change that you wish to see in the world”_ Mahatma Gandhi

To be human being, human being needs another human being to live
Human being ini berbeda dengan binatang. Ketika seekor anak kuda dipisahkan dari induknya, kuda tersebut masih bisa tumbuh seperti kuda-kuda pada umumnya. Mereka bisa berbicara dengan menggunakan bahasa kuda tanpa perlu kita ajarkan. Hal tersebut berbeda sekali dengan manusia, ketika seorang anak manusia dipisahkan dengan lingkungan sosialnya sesama manusia, maka ia tidak akan bisa tumbuh layaknya manusia pada umumnya. Ada sebuah kisah tentang seorang manusia yang dibesarkan oleh srigala, manusia tersebut tidak bisa berjalan tegak seperti manusia umumnya karena dari kecil ia berjalan merangkak seperti srigala dan tingkah lakunya sama persis seperti srigala bahkan ia juga mampu berlari secepat srigala.


Proses Perkembangan Anak
Pada tahun pertama, kepala bayi biasanya memiliki ukuran yang lebih besar daripada badan mereka. Hal tersebut agar mereka bisa menyerap berbagai informasi dari sekitar ketika baru pertama kali tiba di dunia.

Pada saat berusia 5-6 tahun (toddler), fokus pertumbuhan anak terletak pada badan mereka. Hal tersebut ditandai dengan ukuran tangan dan kaki mereka yang semakin panjang. Mereka juga mulai menyadari fisik mereka dan semakin besar keinginan mereka untuk bergerak. Agar pada akhirnya mereka memiliki kemampuan untuk mengontrol gerakan fisik mereka, pada periode ini anak-anak perlu diberikan ruang untuk bergerak (random moving) agar lambat laun di otak mereka bisa terstruktur pola/cara mengontrol gerakan anggota badan mereka.

Speaking is a kind of moving.
Dari kegiatan gerak fisik inilah kemudian muncul kemampuan berbicara. Berawal dari berbicara maka semakin berkembanglah perbendaharaan kata dan kemudian muncullah kemampuan berpikir (menemukan ide-ide).

Saat baru lahir, bayi merasa dirinya masih terhubung dengan orang-orang dan lingkungan sekitarnya. Ketika beranjak dewasa, mereka baru bisa merasakan keberadaan dirinya dan mulai muncul keinginan untuk dipahami (mereka mulai merasa terpisah dengan orang-orang dan lingkungan sekitarnya). 

Anak-anak kecil memiliki kemampuan imajinasi yang besar dan selayaknya dipelihara. Secangkir gelas yang ia mainkan bisa ia imajinasikan menjadi roket ataupun sejenisnya. Seiring pertambahan usia, kemampuan intelek anak mulai tumbuh. Seiring dengan itu pula maka kemampuan imajinasi mereka biasanya semakin menurun. Anak-anak yang terlalu muda diberi berbagai ilmu sains yang membangkitkan sisi intelektual mereka maka akan semakin cepat juga kehilangan sisi imajinasi mereka. Mereka menjadi lebih fokus pada perkembangan intelek padahal usia awal mereka seharusnya lebih banyak bergerak dan berimajinasi agar fisik mereka berkembang secara optimal. Younger Child biasanya masih susah menerima penjelasan yang logis/sains karena mereka sebenarnya belum memiliki kemampuan untuk mengolah dengan matang hal tersebut.

Berdasarkan pengalaman Bapak Steve, ketika di kelas ada seorang anak kecil yang menanyakan kepadanya tentang “mengapa bisa terjadi hujan”. Lalu salah seorang teman anak tersebut tiba-tiba memberi jawaban dengan jalan menjelaskan tentang siklus air. Anak yang bertanya tersebut tidak terima dengan penjelasan yang diberikan oleh temannya tersebut dan kembali bertanya kepada Bapak Steve. Lalu Bapak Steve menjawab bahwa “hujan terjadi karena awan memiliki banyak air dan tanaman-tanaman sedang kehausan” (jawabannya masuk akal dan masih bisa diterima oleh imajinasi anak).

Ketika ada anak-anak mengeluarkan “bad word” saat sedang marah/kesal, kita perlu mengevaluasi dari mana asal muasal kata tersebut karena umumnya anak-anak hanya mengcopy kata-kata yang pernah didengar dari orangtua mereka. Jadi apabila kita ingin anak-anak bersikap yang baik maka sebelumnya kita perlu menjadi contoh yang baik bagi mereka.

PART 2

Play gives children a chance to practice what they are learning. They have to play with they know to be true in order to find out more and then they can use what they learn in new forms of play. (Feed Roger)

Bayi memerlukan banyak waktu untuk bermain agar mereka bisa merasakan dan memahami dunia. Bayi melakukan natural exploration dan berbeda dengan orang dewasa yang memiliki begitu banyak peraturan (adult has so many of rules). Untuk bayi yang berumur 1-2 tahun, kita biasanya belum bisa memberi penjelasan yang bisa mereka mengerti. Kita tidak perlu mengatakan “no”. Kita hanya perlu menciptakan lingkungan yang aman untuk mereka tumbuh dan melakukan eksplorasi. Ketika kita mengatakan “no” berarti sama saja kita mendorong mereka untuk berhenti berekplorasi dan berhenti memahami dunia.

Seorang teman Bapak Steve memiliki sebuah rumah mewah yang pintunya terbuat dari ukiran yang sangat indah. Teman tersebut memiliki 4 orang anak. Salah seorang yang paling kecil melemparkan anak panah secara berulang-ulang ke arah pintu ukiran tersebut saat orangtua mereka sedang tidak berada di rumah.  Suara kegaduhan yang dibuat anak kecil tersebut terdengar oleh neneknya yang sedang berada di dapur. Lalu nenek tersebut menghampiri anak tersebut dan menanyakan apa yang sedang ia lakukan. Setelah diusut ternyata anak tersebut sangat tertarik mendengar suara yang dihasilkan olah getaran anak panah saat menusuk pintu ukir tersebut. Kemudian nenek yang bijak itu mengajak cucunya untuk melakukan hal tersebut di tempat yang berbeda. Apabila seandainya orangtua anak tersebut di rumah, mungkin saja mereka mengira apa yang dilakukan oleh anaknya semata-mata ingin merusakkan pintu ukiran mereka yang indah.

Dari usia 3 tahun, anak-anak merasa dunia itu benar-benar berbicara kepada mereka sehingga mereka merasa terhubung dengan segala sesuatu yang ada di sekitar mereka (terhubung juga dengan alam spiritual/Penciptanya). Hal ini berlangsung hingga usia 12 tahun.

Peranan cerita/dongeng saat penting diberikan kepada anak-anak untuk menanamkan nilai-nilai kehidupan kepada anak-anak. Setelah mendongeng, kita tidak perlu menjelaskan nilai-nilai yang terkandung pada dongeng tersebut karena dongeng memiliki caranya sendiri untuk menanamkan nilai-nilai kehidupan pada hati dan tubuh anak-anak. Sebelum menyampaikan dongeng, kita perlu memilah dan meyakini dongeng yang akan kita sampaikan. Apabila kita merasa ketakutan pada diri kita sendiri setelah membaca sebuah dongeng maka sebaiknya dongeng tersebut tidak disampaikan kepada anak-anak karena anak-anak akan merasakan juga ketakutan yang kita rasakan.

Story so powerful, story has their own way to explain how to be good human being. Story is medicine for the children. Story lives in the heart and body of the children, not in their mind.

Ketika semakin bertambah usia, sisi imajinatif anak-anak akan tergantikan oleh sisi intelektual.

Pain awakening intellect early.

Apabila seorang anak terlalu dini diberikan berbagai hal yang mendorong pertumbuhan sisi intektual mereka seperti mengajarkan mereka membaca atau menulis atau ilmu sains terlalu dini maka yang lebih dominan berkembang pada diri mereka adalah sisi intelektual (kemampuan berpikir). Hal tersebut akan mengganggu perkembangan fisik mereka. Tidak jarang ketika dewasa, anak-anak tersebut akan mengalami gangguan kesehatan yang diakibatkan ketika mereka kecil, fisik mereka belum berkembang dengan sempurna.

Tidak ada seseorang yang sempurna. Ketika seorang guru merasa dirinya sempurna maka sebaiknya ia tidak menjadi guru lagi. Hal tersebut dikarenakan untuk bisa menjadi guru yang baik maka perlu kesadaran seorang guru untuk mau terus belajar.

Apabila seorang orangtua atau guru memiliki kemampuan imajinasi yang kurang kreatif maka kita bisa memanfaatkan imajinasi yang dimiliki oleh anak. 
The children can guide our imagination.

Untuk bayi yang baru lahir. Segala sesuatu yang ada di dunia ini masih sangat terasa baru oleh mereka. Permainan cilukba adalah salah satu permainan yang bagus untuk mengenalkan konsep orangtua pergi dan datang kembali lagi.

Apabila ada seorang anak yang ingin dibacakan buku cerita yang sama sampai berulang kali maka orangtua tidaklah perlu merasa khawatir sebab anak tersebut sesungguhnya sedang membuka sebuah pola dalam pikiran mereka yang dapat membantu perkembangan otak. Anak-anak memiliki kemampuan mengingat yang sangat cepat namun mereka juga perlu pengulangan.

Untuk anak berusia 3 tahun, mereka suka berdekatan dengan anak-anak seumurannya tetapi bukan untuk main bersama. Pada saat berumur 3 tahun, mereka sesungguhnya belum mengerti tentang konsep berbagi dan bergantian mainan sehingga kita perlu menunjukkan kepada mereka tentang cara bermain bersama misalnya dalam bentuk permainan.

Ketika ada anak yang berebutan mainan, kita tidak boleh mengatakan “tidak boleh/don’t do that” atau menjudge anak yang merebut mainan/memukul sebagai anak yang berkelakuan buruk di depan teman-teman mereka. Yang perlu dilakukan adalah menjelaskan perasaan anak yang mainanya direbut agar anak yang merebut mampu memahami dengan sendirinya bahwa tindakan merebut yang ia lakukan bukanlah sikap yang baik.

Begitu juga halnya dengan anak yang sering memukul. Kita bisa menyentuh dengan lembut tangan/muka anak yang sering memukul sambil menyebutkan kata “gentle”.

PART 3

Ada beberapa point penting yang perlu diperhatikan dalam mendampingi anak :
1. Time to play
Anak-anak memerlukan banyak waktu bermain. Yang perlu kita lakukan ketika mereka bermain adalah “membuka mata dan menutup mulut” (eyes open mouth shut)

2. Enviroment
Yang penting untuk kita usahakan ketika anak-anak bermain adalah menciptakan tempat aman dan nyaman untuk mereka bermain (make sure to save place).

3. Things/toys
Dull, fancy stuff in child mind. Boneka yang tanpa wajah dapat menjadi boneka yang sangat imajinatif di pikiran anak-anak.

4. Nature
Akhir-akhir ini, human being tidak memelihara alam dengan baik. Agar kelak generasi masa depan  bisa memelihara alam, maka kita perlu mengajarkan anak-anak tentang keindahan alam sehingga ketika ketika beranjak dewasa mereka bisa menjadi pelindung alam.
 
5. Real world
Sangat penting bagi seorang anak untuk diajarkan tentang berbagai hal yang terjadi dalam keseharian kita (how to eat how to clean). Jadi alangkah baiknya kita sebagai guru ataupun orangtua untuk mencontohkan sendiri bagaimana kita melakukan tugas-tugas dalam keseharian kita. Misalnya, ketika ruangan kotor, sebaiknya kita sendiri yang membersihkannya dan jangan memanggil orang/petugas kebersihan untuk membersihkannya karena jika hal tersebut dilakukan maka anak-anak akan belajar bahwa mereka bisa menyuruh orang untuk melakukan hal-hal tersebut sehingga mereka tidak perlu melakukannya sendiri. Mengajak anak untuk terlibat aktif dalam melakukan pekerjaan rumah yang sering dilakukan oleh orangtua sangat bermanfaat untuk mengenalkan kepada mereka tentang dunia sesungguhnya.
Ada sekolah yang menjadikan hari Sabtu sebagai hari bersih-bersih dimana anak-anak diminta membawa sapu. Cleaning is a part of life.

Pengalaman lain di US, sering sekali orangtua yang berpindah-pindah tempat tinggal. Hal ini berdampak buruk terhadap perkembangan psikologi anak-anak mereka. Mereka juga menjadi sering juga berpindah-pindah sekolah. Seolah-olah the parent put the body and then take the body, it’s hard for the children.

6. Art supplies
Anak-anak memiliki imajinasi yang besar. Jadi selayaknya anak-anak tahu dimana peralatan berkarya seperti kertas ataupun pensil diletakkan sehingga mereka bisa kapan saja menuangkan imajinasi mereka ke dalam karya.

7. Story+songs+traditional (ring time/circle time)
Bernyanyi bersama, mendongeng, ataupun melakukan berbagai permainan tradisional sangat penting bagi proses perkembangan anak-anak di sekolah. (Going to school doesn’t means that you learn the stuff but doing social thing to serve other)

Play is important
Mengapa bermain itu penting untuk anak-anak?
Bermain bisa membangun koneksi syaraf-syaraf di otak yang menjadi salah satu hal penting dalam proses belajar dan berimajinasi sehingga anak-anak memerlukan waktu dan intensitas bermain yang cukup agar pikiran, tubuh, dan hati mereka bisa terintegrasi.
Di California ada sebuah institut yang bernama “Institute of Play”. Mereka pernah meneliti orang-orang yang telah melakukan pembunuhan keji dan menemukan bahwa mereka yang melakukan pembunuhan tersebut mengalami pengalaman buruk di masa kecil. Mereka yang masa kecilnya terlalu dikekang dan tidak diberi ruang untuk bermain (terlalu dikontrol oleh orangtua), ketika dewasa mereka sering melakukan semacam pemberontakan ataupun tindakan yang menyimpang.

Ketika ada anak yang tidak tertarik untuk bermain bersama ketika semua teman-temannya sedang asyik bermain maka bisa diakali dengan cara kita sebagai guru bisa memberi contoh bermain kepada anak tersebut seperti dengan cara mengambil beberapa mainan lalu kita berimajinasi sendiri tentang mainan tersebut di depan anak yang tidak tertarik bermain tersebut. Ketika anak tersebut mulai menunjukkan sedikit ketertarikan, maka kita perlu sedikit demi sedikit menjauhkan mainan tersebut lalu mendekatkannya kepada teman-temannya yang lain yang sedang bermain dan boleh juga melibatkan salah satu temannya untuk terlibat bermain dengan kita sehingga pada akhirnya anak yang enggan bermain bersama mau ikut bergabung bermain bersama teman-temannya yang lain.

Bisa juga kita melibatkan anak tersebut untuk ikut mengerjakan pekerjaan rumah yang dilakukan oleh orangtua sehingga pada akhirnya mereka bosan melakukan pekerjaan rumah tersebut dan akhirnya lebih memilih untuk bermain bersama teman-temannya.

Begitu banyak sistem pendidikan di seluruh dunia yang menawarkan untuk melatih anak-anak membawa pada saat umur mereka masih sangat muda. Sebagai contoh di Indonesia semakin banyak lembaga pendidikan yang menawarkan anak-anak belajar lebih dini. Orangtua juga seakan berlomba-lomba untuk segera menyekolahkan anak-anak mereka agar segera bisa membaca dan menulis karena mereka menganggap semakin dini maka akan semakin baik. Padahal hal tersebut kurang baik bagi perkembangan anak-anak karena sama artinya kita merengut dunia bermain anak-anak dimana saat bermain mereka sebenarnya sedang mengembangkan fisik/tubuh mereka agar berkembang secara sempurna. Banyak orangtua atau guru yang khawatir menyikapi anak 7 tahun ke bawah yang belum bisa menulis huruf dengan arah penulisan yang benar dan secara buru-buru mengambil keputusan untuk membawa anak tersebut ke psikolog. Padahal sebenarnya, anak yang berumur 7 tahun ke bawah sebenarnya sistem otak mereka belum memiliki kemampuan untuk membedakan arah penulisan huruf yang benar.

Ritme atau rutinitas sangatlah penting juga dibangun pada anak. Membangun rutinitas ini di minggu-minggu awal pasti akan terasa sangat sulit. Namun ketika selang beberapa lama waktu berjalan, apabila rutinitas tersebut dijalankan dengan konsekuen maka sistem alarm pada tubuh anak-anak akan bisa mengikuti rutinitas yang sering diterapkan. Kita tidak perlu melihat jam saat pergantian kegiatan rutin karena biasanya anak-anak akan tahu dengan sendirinya. Jika seandainya kita sempat lupa maka pasti akan ada anak yang mengingatkan karena sistem alarm di tubuh anak tersebut mengingatkan.

Makanan yang kini kurang bernutrisi dan banyak mengandung gmo juga menjadi salah satu perusak bagi perkembangan anak-anak.

Note :    Don’t believe this idea
              Take the idea and make your own

stevespit@gmail.com
www.chamavanda.com
fb : connecting with young children    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar