Minggu, 18 Oktober 2015

Mari Berikan Rumah Yang Nyaman Bagi Sahabat Bercula

Pentingnya mengedukasi masyarakat perihal pelestaian badak.


Badak Jawa. (U-Report)

Badak (Rhinoceros), sebuah sebutan untuk satwa purba yang bentuknya menyerupai salah satu keluarga dinosaurus yang bernama Triceratops. Sesuai namanya yaitu “Rhino” yang berarti hidung dan “ceros” yang berarti cula, satwa purba ini mudah dikenali dari keunikan bentuk culanya yang terdapat di atas bagian hidung.

Cula ini memiliki kegunaan untuk menarik tanaman yang akan dimakan, memindahkan lumpur di kubangan, membuka jalur rintisan melewati vegetasi di hutan, dan untuk melindungi diri. Jumlah cula badak pun bervariasi sekitar 1-2 cula, tergantung jenis badak itu sendiri. 

Zaman dahulu, tercatat ada sekitar 30 jenis badak yang keragaman jenisnya ini kini semakin berkurang, hingga hanya menyisakan 5 jenis badak. Dua di antara kelima jenis badak tersebut bisa ditemui di Indonesia, yaitu jenis Badak Sumatera yang bercula dua dan jenis Badak Jawa yang bercula satu. Badak Jawa menjadi salah satu jenis badak yang saat ini sudah tergolong sebagai satwa yang terancam punah. 

Sebagai salah satu mamalia yang keberadaannya terancam punah, badak pun menjadi satwa yang dilindungi oleh pemerintah. Penyebab utama semakin berkurangnya populasi badak adalah karena beralih fungsinya habitat asli badak menjadi lahan bercocok tanam masyarakat. 

Dengan beralih fungsinya habitat asli badak secara perlahan membuat badak semakin tergusur. Tak jarang ditemui pula perburuan liar guna mengambil cula badak yang konon berkhasiat sebagai obat kuat. Padahal faktanya, cula badak tidak ada bedanya dengan tanduk kerbau atau sapi yang terbuat dari bahan keratin yang mengeras. 

Pemahaman masyarakat yang keliru ini mengakibatkan semakin banyaknya perburuan liar yang menyengsarakan badak. Untuk menjaga kelestarian badak di muka bumi maka mengedukasi masyarakat menjadi hal krusial yang perlu dilakukan sebelum melakukan restorasi hutan menjadi rumah yang nyaman bagi badak.

Edukasi tahap awal bisa dilakukan dengan menginformasikan kepada masyarakat mengenai keunikan cara hidup badak di alam liar sehingga nantinya kesadaran masyarakat bisa semakin terbangun dalam melestarikan badak dan membantu merestorasi hutan menjadi habitat badak.

Pada dasarnya, badak adalah hewan yang terkenal pemalu dan penyendiri (soliter). Namun, pada saat tertentu, para badak terkadang berkumpul dalam suatu gerombolan untuk menghabiskan waktu di kubangan. 

Mandi dalam kubangan menjadi salah satu ritual penting dalam siklus kehidupan badak. Badak senang memandikan kulit mereka yang bercorak mozaik dan menyerupai perisai baja dengan menggunakan lumpur. Lumpur yang banyak mengandung nutrisi mineral sangat dibutuhkan oleh tubuh badak untuk menghalau infeksi penyakit. 

Terkait dengan kebiasaan badak tersebut maka keberadaan kubangan dalam habitat badak menjadi faktor biofisik lingkungan yang esensisal dan perlu diperhatikan sebelum menyediakan rumah yang nyaman dan tenang bagi badak.

Aktivitas pengembalaan hewan ternak secara liar ke dalam habitat badak dapat membawa risiko semakin meningkatnya penyebaran penyakit ternak ke para badak. Tentu saja hal ini akan sangat mengancam populasi badak sehingga perlu segera diantisipasi.

Rumah yang nyaman bagi badak adalah rumah yang ketersediaan makanannya tercukupi. Badak tergolong hewan herbivora yang senang memakan berbagai spesies tanaman yang tumbuh di tempat yang terkena sinar matahari seperti dedaunan, ranting , dan tunas-tunas muda, serta buah-buahan yang jatuh dari pohonnya. 

Selain itu, masyarakat juga perlu diinformasikan tentang populasi badak yang sulit ditingkatkan secara signifikan dalam waktu yang singkat. Hal ini dikarenakan perkembangbiakan badak yang cukup lambat. Di habitat aslinya, badak memiliki rentang usia sekitar 30-45 tahun, di mana badak betina mencapai kematangan seksual pada umur 3-4 tahun sedangkan badak jantan pada umur 6 tahun. Badak betina kemungkinan bisa hamil di periode 16-19 tahun dengan interval kelahiran sekitar 4-5 tahun. 

Mengingat badak adalah satwa unik yang jumlah populasinya menipis maka kita perlu bahu membahu menyediakan rumah yang nyaman dan tenang bagi badak, untuk hidup dan berkembang biak. Hal ini perlu dilakukan agar di masa depan, generasi mendatang bisa mengenal satwa unik ini secara langsung di habitat aslinya.

Jangan biarkan generasi mendatang hanya bisa mengenal badak dari replika atau fosil yang teronggok tak bernyawa di museum. Selamat Hari Badak Internasional!



Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba menulis Cerita Anda dengan tema "Bagaimanakah Rumah yang Nyaman Untuk Badak?" 

http://ceritaanda.viva.co.id/news/read/684402-mari-berikan-rumah-yang-nyaman-bagi-sahabat-bercula