Sabtu, 27 Juli 2013

Togetherness is a spirit of the family



Sabtu, 20 Juli 2013

Mengawali awal tahun dengan kebersamaan sambil mempererat kembali tali kekeluargaan menjadi salah satu spirit yang diusung dalam kegiatan Slametan Awal Tahun Rumah Belajar Semi Palar. Tidak bisa dipungkiri bahwa untuk membangun sebuah keluarga yang harmonis, setiap anggota keluarga perlu mengenal satu sama lain agar nantinya terjalin keakraban dan kesediaan untuk saling memahami. Diharapkan dengan terciptanya relasi yang harmonis, kita bisa lebih mudah menyelaraskan arah dan tujuan bersama.

Tim Kakak
Green Forest Resort di Cihideung Bandung menjadi lokasi dimana keluarga besar Semi Palar berkumpul dan menghabiskan sore bersama.

Persiapan Menyamput Para Keluarga Semi Palar (dok. Dina)
Tim Pendukung Semi Palar
Kegiatan Slametan ini diawali dengan sesi perkenalan dari Kakak-Kakak Semi Palar. Lalu untuk membangkitkan semangat di awal kegiatan, kami pun menyanyikan bersama lagu Banaha. 

Lirik lagu Banaha
Selanjutnya agar bisa saling mengenal, para orangtua dan anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok dan kemudian ditantang untuk menjadi musisi dadakan. Hasilnya ternyata menakjubkan, dalam waktu sekitar 40 menit setiap kelompok ternyata berhasil menciptakan sebuah lagu baru yang langsung dipentaskan di panggung. Setiap kelompok tampak bersemangat sekali menampilkan hasil karya terbaik mereka. Kegiatan ini juga dimeriahkan oleh  penampilan dari Kelompok Ulin (kelas 7) dan Kelompok Angsana (kelas 1) yang dengan spontan ikut menyumbangkan beberapa buah lagu.

Lagu-lagu baru hasil ciptaan dari setiap kelompok bisa didengar di link berikut http://semipalar.sch.id/?p=1573

Ketika waktu magrib tiba, kami pun semua berbuka puasa bersama dengan hidangan yang sederhana namun istimewa. 

Kenapa istimewa? 

Hal tersebut tidak lain karena kami bisa melewatkan pergantian hari bersama-sama dengan diselingi canda dan tawa. 

Buka puasa  (dok. Dina)
Di akhir acara, kami semua berbagi cerita tentang hal-hal yang terjadi selama bergulirnya Rumah Belajar Semi Palar. Tak lupa juga kami memanjatkan doa dan menyampaikan rasa syukur yang tak terkira kepada Tuhan atas kebersamaan yang telah kami lalui bersama di Rumah Belajar Semi Palar. 

Akhir acara (dok. Dina)


Notes :
Green Forest Resort bisa menjadi salah satu tempat menarik untuk berkumpul bersama keluarga, pasangan, maupun relasi. Di tempat ini kita bisa bersantai sambil menikmati keindahan alam kota bandung. Green Forest Resort menyediakan berbagai fasilitas seperti penginapan, play ground,  restoran, mini bar, panggung, dan tempat untuk barbecue. Kita bisa mendengar gemericik suara air sungai yang diatasnya terdapat jembatan goyang. Oya tempat ini juga cocok loh sebagai tempat untuk melangsungkan pesta pernikahan.


Panggung
Arena flying fox 
Jembatan goyang
Rumah kaca

Happiness Inside

Beberapa kutipan dari buku ini:

Manusia adalah makhluk kebiasaan, dan semua sistem kepercayaan (belief system), nilai (value), aturan (rules) atau gampangnya sifat yang ada dalam diri kita semuanya terbentuk dari pengalaman atau kebiasaan masa lalu kita.

Tubuh dan pikiran kita hari ini terjadi karena apa yang kita lakukan dan pikirkan pada masa lalu.

Bila susah buat diri kita untuk berpikir positif itu tidak lain karena pohon "positif" dalam pikiran kita jarang diberi makan. Ketika perasaan iri dengki dominan dalam diri kita, itu bukan karena kejadian di luar atau orang lain yang menyebabkannya, semua adalah peran kita dalam memupuk kesuburannya.

Bukan kejadian yang mengubah seseorang tapi orang tersebut yang mengubah dirinya sendiri dengan mengambil sesuatu pelajaran dan mengubah kejadian itu.

Masalah penting yang kita hadapi tidak dapat kita pecahkan pada tingkat berpikir yang sama ketika kita menciptakan masalah tersebut.

To know but not to do is not yet to know. (Confucius)

Bersikap rendah hati, menyadari bahwa masih banyak kekurangan adalah satu syarat penting dalam belajar.

Belajar diam dari yang cerewet, toleransi dari yang tidak toleran, dan kebaikan dari yang jahat. Namun anehnya aku tidak pernah merasa berterima kasih kepada guru-guruku ini.

Orang-orang yang menyulitkan sebenarnya dalah guru-guru kita. (Gibran)

Pada akhirnya kita akan sangat berterima kasih kepada orang-orang yang membuat diri kita ini sulit. (Siddhartha Gautama)

Jadikan setiap orang menjadi guru, setiap tempat menjadi sekolah, dan setiap jam adalah jam pelajaran.

Be the change that you want to see in the world. (Mahatma Gandhi)

Action speaks louder than the words.

Mereka yang sabar dan yang tidak sabar dibedakan oleh satu hal, yaitu program atau kata-kata yang tertanam dalam otaknya.

Ludah adalah ludah, tidak mempunyai arti apa-apa, program di kepala kitalah yang memberi arti dan yang mengakibatkan kita bereaksi atau bertindak.

Men are from Mars and women are from Venus. (John Gray)

Pria dan wanita sangatlah berbeda dalam hal berpikir, merasakan, memahami, bereaksi, dan mencintai. Mereka seolah-olah dari planet yang berbeda.

Kita menghabiskan sebagian besar hidup kita untuk belajar membaca dan menulis. Kita juga menghabiskan waktu untuk belajar berbicara yang baik, tetapi bagaimana dengan mendengarkan?

Wanita berbicara tanpa mengharapkan solusi. Mereka berbicara untuk melepaskan apa yang dirasakan dalam dirinya, dan ini menjadikan wanita lebih ringan menjalani hidup.

Ada banyak penderitaan yang harus kita jalani. Karenanya kita perlu menghadapi seluruh penderitaan kita, dan berusaha menekan perasaan lemah dan takut. Tetapi kita juga tidak perlu malu untuk menangis, karena air mata merupakan saksi dari keberanian kita menderita.

Untuk bertahan hidup, kita membutuhkan empat pelukan sehari. Untuk kesehatan, kita butuh delapan pelukan per hari. Untuk pertumbuhan, awet muda, kebahagiaan, kita perlu 12 pelukan per hari.

Ketakutan akan kemalangan yang akan terjadi dapat menjadikan kita lebih sengsara daripada saat tibanya kemalangan itu, yang mungkin terjadi atau tidak.

Dari awal sampai berakhirnya penciptaan alam ini, ketidakpastian adalah sebuah ketidakpastian, namun kekhawatiran kita adalah sebuah pilihan.

Selain percaya penuh bahwa alam memberikan yang terbaik serta berserah total pada Pencipta, alangkah indahnya bila kita bisa mengajak puasa akar perilaku yang menyebabkan kita mempunyai kebiasaan cemas dan khawatir.

Mengetahui munculnya banyak kerugian dari kecemasan adalah sebuah awal yang baik. Membiarkan diri untuk tidak berhubungan terlalu intim dengan sumber-sumber kekhawatiran adalah langkah lanjutan yang tepat.

Our emotion is created by our motion. (Anthony Robbins)

Apapun yang kita lakukan dalam mencari kesenangan atau mengumpulkan materi tujuannya adalah untuk mendapatkan kedamaian pikiran.  

Di mana hatimu berada di sanalah hartamu terletak. (Pauolo Ceolho)

Mengenal diri sendiri merupakan kunci penting untuk membuka pintu untuk melangkah dalam hidup ini.

Ketika kita bisa menggali dan menemukan keunikan dalam diri kita, lalu menggunakannya dengan fokus "memberi", maka kepuasan akan bertamu dalam diri kita.

Untuk memahami sesuatu yang lebih tinggi kita memerlukan sayap kesadaran dan meninggalkan pikiran.

Kekurangan untuk melihat apa yang lebih penting atau lebih bermanfaat adalah bahasa terbesar.

Kedamaian pikiran inilah yang kita cari dan dengan kedamaian pikiran inilah kualitas hidup dapat diraih.

Mungkin indahnya bintang, deburan ombak juga sejuknya udara pegunungan serta merdunya kicauan burung adalah sesuatu hal yang biasa pada saat ini, tapi seiring dengan waktu yang berpacu dengan usia, di mana penglihatan dan pendengaran serta kondisi tubuh yang mulai melemah maka bisa jadi semua hal di atas akan berubah menjadi barang antik nan langka.

Seperti tubuh yang susah bergerak karena membawa banyak benda, begitu pula dengan jiwa kita akan susah untuk bertumbuh bila kita membebaninya.

Lihatlah matahari yang selalu memberi tanpa membeda-bedakan, dan karena itu lihatlah segala tanaman tumbuh menghadap matahari.

Kita hidup dari apa yang kita dapatkan dan kita bahagia dari apa yang kita berikan. Hidup bukanlah sebuah perlombaan mengumpulkan sebanyak-banyaknya tetapi atas apa yang kita bisa berikan sebelum meninggalkannya.

Sebuah masukan bila diucapkan kepada seseorang dengan tepat akan menjadi sebuah saran atau kritik, namun apabila itu disampaikan kepada orang lain yang sama sekali tidak berhubungan dengan masukan tersebut sering kali dianggap sebagai keluhan.

Orang yang selalu memilih untuk melihat dunia dari sisi keindahan adalah orang-orang yang beruntung, mereka tidak tergantung dengan keadaan dan tidak menyalahkan situasi, mereka mampu memanfaatkan kekuatan diri yang luar biasa yang terdapat di dalam setiap manusia, yaitu kemampuan untuk memilih.

Hidup yang tidak direfleksikan, tidak pantas untuk dijalani.

Ketika kita benar-benar menginginkan sesuatau maka alam semesta akan bersatu untuk mewujudkan keinginanmu.

Suara hati barulah terdengar ketika pikiran kita disibukkan dengan ketakutan akan masa depan atau hitungan untung rugi.

Menyadari bahwa kebetulan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari bukan sekedar kebetulan biasa dan kemudian menindaklanjuti kejadian bersama inilah yang saya percaya akan menuntun kita dalam pencapaian keinginan terdalam.

Bila kita berhasil menghubungkan sebuah kejadian dan lainnya serta menarik benang merah kebetulan yang menghubungkannya, kita mulai sadar bahwa sebenarnya hidup yang dijalani ini adalah sebuah rangkaian perjalanan hati.

Stres adalah salah satu penghalang terbedar dalam keselarasan kita dengan Alam semesta.

Alam semesta selalu siap untuk memberi bagaikan hujan yang selalu datang setiap saat. Kita baru bisa menampung airnya ketika wadahnya siap dan mulut wadah yang terbuka itu menghadap ke atas.

We are a prisoner of our belief. Keyakinan adalah penjara. (Roger Bannister)   

Setiap orang mempunyai potensi yang besar sekali. Sangatlah mungkin mengubah diri kita menjadi lebih baik, bahkan kita pun dapat mengubah dunia.

Sebuah kebenaran harus melewati tiga tahap ;1. ditertawakan, 2. ditentang habis-habisan, dan yang 3. diterima.

We are not human beings having a spiritual experience, We are spiritual beings having a human experience.

Sebagian besar tubuh kita adalah air. Kalau kita berkata "cinta" kepada benda yang di luar tubuh kita dan benda itu membentuk gaung yang "positif", pernahkan kita berkata "cinta" pada tubuh kita sendiri?

Sekarang setelah kita hidup sekian lama di dunia ini, sering kali kita berucap terima kasih kepada orang-orang yang kita jumpai. Mulai dari orangtua kita sampai orang yang baru kita kenal. Namun pernahkah kita berucap terima kasih kepada kaki kita yang selalu menopang tubuh kita? Pernahkah kita berterima kasih kepada mata yang memberikan penglihatan sehingga kita dapat melihat dunia yang indah ini? Bagaimana dengan jantung kita.? Pernahkah kita berterima kasih kepada jantung yang selalu setia menjalankan tugas tanpa mengenal lelah.

Apapun kenegatifan kita, buatlah itu sebagai lahan untuk mendapatkan nilai tambah dalam hidup kita.

Di dalam setiap hal, baik positif ataupun negatif, selalu tersimpan aset yang luar biasa yang selalu menanti untuk ditemukan. Misteri kehidupan ini tidak di mana-mana, itu tersembunyi di dalam sifat kita.

Sukses dapat menghampiri mereka yang optimis, juga menyapa yang pesimis, sukses dapat berlabuh pada seseorang yang cekatan dan keras, tetapi sukses juga mendarat pada para sahabat yang lambat dan fleksibel.

Komplain dan kebahagiaan seperti terang dan gelap, keduanya tidak mungkin hadir berbarengan.

Forgiveness is almost a selfish act, because of its benefits to the one who forgive. Memaafkan adalah perbuatan yang egois, karena memberikan keuntungan yang besar pada orang yang yang memaafkan.
(Lawana Blackwell)

Orang lemah tidak dapat memafkan, memaafkan hanyalah atribut seorang pemberani. (Gandhi)

Energy flows where attention goes. Energi mengalir ke mana perhatian tercurahkan.

Keseharian hidup kita, kesenangan, kesedihan, kedamaian dan kecemasan sangat dipengaruhi oleh ke mana paling serius fokus perhatian kita diarahkan.

Kita terlalu sering berfokus pada aspek negatif dalam hidup, pada sesuatu yang buruk. Bila kita berusaha melihat kebaikan dan sesuatu yang indah di sekitar kita. Kita akan dapat mengubah keluarga kita. Dari sini kita akan dapat mengubah tetanggga dan orang-orang yang hidup di lingkungan kita dan kota kita. Kita dapat membawa kedamaian dan cinta kepada dunia yang sangat haus akan dua hal ini.

Pergi dan carilah hidup di tempat di mana hidup itu terasa yang terindah.

Terlalu sering memfokuskan pada sarana atau mean value akan membuat kita menjadi seperti robot, berusaha mencari sarana (uang) sebanyak-banyaknya, sehingga lupa bahwa tujuan akhirnya adalah kebahagiaan.

Bila benar-benar memperhatikan apa yang kita kerjakan pada momen ini, maka muncullah rasa-rasa baru yang belum pernah kita rasakan.

Somebody once asked God,"What surprises you most about Mankind?
God replied,"They lose their health to make money, and then lose their money to restore their health...by thinking anxiously about the future, they forget the present. Such that, they live neither for the present nor for the future..."
They live as if they will never die and they die as if they had never lived.

Manusia seharusnya tidak bertanya tentang makna hidupnya, melainkan sadar bahwa dialah yang akan ditanyai.

Ketika kebingungan diikuti dengan semangat untuk belajar dan mencari, maka akan terbangunlah suatu pandangan yang baru di mana kita mulai lepas dari pandangan mana yang harus dipilih.

Orang yang menyulitkan sebenarnya bukanlah orang yang membuat kita sulit. Ada sesuatu dan banyak yang bisa kita raih karena kehadirannya.

Menyadari betul keadaan "orang yang menyulitkan" selain membawa kita ke sebuah pemahaman lebih baik tentang bagaimana perilaku seseorang terbentuk, juga akan membawa jiwa kita bersyukur.

Define the problem as a person and you are in trouble, define the problem as a difficult behavior, you can do something about it.

Apa yang kita tidak suka di orang lain ada dalam diri kita.

Bukan materi yang berlimpah ruah, namun hati yang kayalah yang dapat ikhlas membantu orang lain.

Bila kita mempunyai masalah yang rumit, ada baiknya kita menolong orang lain, karena ini salah satu usaha terbaik untuk melepaskan tali masalah yang melilit kita.

Sebenarnya manusia tidak pernah kehilangan apa pun karena manusia tidak pernah mempunyai apa pun.


If we have no peace, it is because we have forgotten that we belong to each other. (Bunda Theresa)

When the ego dies, the soul awakes. (Mahatma Gandhi)

Ketika kamu mencapai inti kehidupan, kamu akan menemukan keindahan dalam semua hal, bahkan di mata yang tidak melihat keindahan itu. (Kahlil Gibran)

Ketika jiwa bangkit, kotoran yang menempel di lensa terhapus, dan semua terlihat indah dari sana.

Tidak ada yang bertambah di dirimu sampai kamu bersyukur.(Michael Beckwith)

Bersyukur ibarat kunci untuk membuka pintu kebahagiaan.

Kita lupa bahwa apa yang sedang kita cari adalah kunci kebahagiaan yang hilang, bukan hanya kesenangan sementara di tempat yang terang.

Tinggi rendahnya tingkat kebahagiaan seseorang berbanding lurus dengan tinggi-rendahnya rasa syukurnya.

Orang bodoh kalah dengan orang pintar, orang pintar kalah dengan orang licik, dan orang licik kalah dengan orang yang beruntung.

Selama hidup, kita lebih sering belajar dan juga diajarkan untuk mendapatkan bukan memberi, mengejar bukan melepas, mengumpulkan dan bukan berbagi.

Hanya sedikit dari kita yang bisa melakukan hal-hal besar, tetapi semua orang dapat melakukan hal-hal kecil dengan cinta besar.

Ketika seseorang sadar dan meyakini sepenuhnya hukum-hukum pada alam semesta ini, tentang konsep keadilam yang ada di jagat raya ini, maka kedamaian akan menetap di relung hatinya.

Kita hidup di alam semesta yang tidak mempunyai ruang hampa di mana kita melemparkan sesuatu dan hilang begitu saja. Apa pun yang kita buang pasti akan kembali kepada diri kita, karena itu jangan pernah takut, terus beri semaksimal mungkin untuk dunia dan lupakan hasilnya. Dalam berbuat baik lakukan yang terbaik, karena tidak ada satu pun perbuatan baik  yang sia-sia.

Kebanyakan dari kita merawat tubuh lebih baik dari pada pikiran kita. Yang lebih aneh lagi, kita lebih menyayangi pikiran kita daripada jiwa kita.Yang sangat menarik, alias aneh bin ajaib, adalah sebuah kenyatan bahwa kita lebih baik memperhatikan materi kepunyaan yang ada di luar tubuh ini ketimbang sesuatu yang ada di dalamnya.

Sebuah ide dalam sebuah buku mempunyai potensi untuk mentransformasi diri kita ke sebuah pencapaian yang tak terkira. Masalahnya, kita tidak pernah tahu di buku mana ide itu tersembunyi dan menunggu ditemukan.

Apa pun sikap kita dalam menghadapi sebuah kejadian, jauh lebih penting dibanding kejadian itu sendiri.

Sesungguhnya begitu kita tahu kita akan mati, kita akan belajar tentang bagaimana kita harus hidup.

Indahnya kehidupan bukan terlihat dari mata yang memandang, telinga yang mendengar atau lidah yang mengecap, namun terdapat pada arti yang kita letakkan pada setiap momen kejadian hidup ini.

Belajar melepaskan diri dari apa pun yang telah kita terima adalah suatu keindahan. Keindahan yang sama seperti kita memberi sesuatu atau membantu orang lain. Ada suatu kegembiraan dan kedamaian yang tak terlukiskan bila kita ikhlas melepaskan apa yang ada.

***Gobind Vashdev***

Kamis, 25 Juli 2013

Aleph




Apa yang kau lakukan saat ini akan mengubah masa depan.

Memutuskan. Mengubah. Menjadi. Mencari jati diri. Melangkah. Berbuat. Bangkit. Bereksperimen. Mencapai. Menantang. Bermimpi. Menang. Menemukan. Menuntut. Berkomitmen. Berpikir. Meyakini. Menguatkan. Bertanya. Bertumbuh. Berpartisipasi. Membangkitkan kesadaran.

Kata-kata adalah air mata yang telah ditulis. Air mata adalah kata-kata yang perlu ditumpahkan. Tanpa air mata, suka cita kehilangan semua terangnya dan kesedihan tidak memiliki akhir. Jadi, terima kasih, untuk air matamu.

Siapa pun yang mengenal Tuhan tidak dapat menggambarkan-Nya. Siapa pun yang dapat menggambarkan Tuhan tidak mengenal-Nya.

Kita belajar pada masa lalu, namun kita bukanlah hasil dari hal itu. Kita menderita pada masa lalu, mencintai pada masa lalu, menangis dan tertawa pada masa lalu, namun hal itu tidak berguna pada masa kini. Masa kini memiliki tantangan-tantangannya sendiri, sisi baik dan sisi buruknya. Kita tidak bisa menyalahkan ataupun berterima kasih pada masa lalu atas apa yang terjadi sekarang. Setiap pengalaman cinta baru sama sekali tidak ada hubungannya dengan pengalaman-pengalaman masa lalu. Pengalaman itu selalu baru.

Percayalah sekalipun tidak seorang pun percaya padamu.

***Paulo Ceolho***


Sabtu, 06 Juli 2013

A Unique Taste of Salacca Wine




Nama salacca wine atau wine salak pertama kali saya dengar dari seorang teman pecinta wine. Ia mengatakan bahwa wine tersebut adalah salah satu minuman fermentasi khas Bali yang terbuat dari salak. Awalnya saya sempat heran karena biasanya wine dibuat dari hasil fermentasi anggur.

Setelah ditelusuri lebih jauh dari berbagai sumber, ternyata wine salak ini diproduksi di salah satu tempat ter-awesome di Bali yang bernama Karangasem. Akhirnya saya memutuskan untuk menelusuri asal muasal wine salak bersama adik laki-laki saya ketika saya mengunjungi keluarga besar di Bali. 

Dengan mengendarai sepeda motor, kami berangkat dari Sukawati menuju Karangasem melalui Jalan Prof. Dr. Ida Bagus Mantra. Selama perjalanan, kami sempat melintasi beberapa obyek wisata yang cukup terkenal di Bali seperti Goa Lawah dan Candi Dasa. Kondisi jalan yang menanjak dan banyak tikungan membuat perjalanan kami membutuhkan waktu yang cukup lama.

Akhirnya setelah 2 jam perjalanan, tibalah kami di Desa Agro Wisata Sibetan Karangasem. Sesampainya di Desa Sibetan, kami kemudian bertanya kepada beberapa penduduk sekitar mengenai lokasi pabrik yang memproduksi wine salak. Berdasarkan informasi yang kami peroleh, pabrik tersebut terletak di Banjar Dukuh.

Sepanjang perjalanan menuju Banjar Dukuh, terlihat banyak sekali perkebunan salak di sisi kanan dan kiri jalan. Setiap rumah sepertinya memanfaatkan lahan kosong mereka untuk menanam salak yang sudah mencari ciri khas Desa Sibetan. Ketika tiba di Bale Banjar Dukuh, kami sempat kebingungan karena tidak ada petunjuk mengenai lokasi pabrik tersebut. Namun untung saja ada penduduk sekitar yang kemudian menolong kami menemukannya. 

Pabrik wine salak berada di sebelah kanan Bale Banjar Dukuh. Kami harus menyusuri sebuah gang kecil yang hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda 2. Sesampainya di pintu gerbang pabrik, teramati suasana pabrik yang sepi seakan tidak berpenghuni. Namun dari luar bisa tercium aroma alkohol yang meyakinkan kami bahwa itulah lokasi yang kami tuju.

Lokasi pabrik wine salak 

Setelah masuk ke dalam pabrik, ternyata ada 2 orang karyawan pabrik yang sedang bekerja. Salah satu karyawan yang bernama Bli Kadek Putra yang kemudian menjelaskan kepada kami tentang proses pembuatan wine salak. 

Menurut Bli Kadek Putra, usaha wine salak pertama kali dirintis sejak tahun 1997 dengan dilatar belakangi banyaknya buah salak yang dihasilkan oleh para petani salak di Desa Sibetan. Ketika musim salak tiba, harga salak biasanya anjlok sehingga hal tersebut sangat merugikan para petani salak. Agar harga jual salak meningkat maka sekelompok warga Banjar Dukuh berinisiatif mengolah salak menjadi wine.

Sampai saat ini, produksi wine salak masih terbatas dalam hal jumlah dan lingkup daerah pemasarannya. Wine salak khas Desa Sibetan ini belum banyak dipasarkan di daerah di luar Karangasem. Walaupun sudah mendapatkan ijin dari BPOM, usaha wine salak masih menemui hambatan dalam permodalan dan hak paten. Wine salak belum berhasil mendapatkan hak paten karena namanya yang kurang sesuai. Umumnya sebutan wine baru bisa diberikan untuk hasil olahan minuman fermentasi yang terbuat dari anggur.

Suasana di dalam pabrik

Saat berkunjung, kami belum berhasil menemukan lokasi toko yang memasarkan wine salak di Desa Sibetan. Oleh karena itu, kami memutuskan membeli wine salak di pabriknya langsung. Selain wine salak, ada juga wine ubi. Kami sempat diberi kesempatan mencicipi kedua jenis wine tersebut. Wine ubi rasanya lebih manis daripada wine salak. Warna wine salak agak bening sedangkan wine ubi berwarna ungu karena terbuat dari ubi ungu. Dilihat dari segi kandungan alkoholnya, wine salak memiliki kandungan alkohol yang lebih tinggi daripada wine ubi yaitu sekitar 13%. Dengan harga seratus ribuan, kita sudah bisa membawa pulang sebotol wine salak khas Desa Sibetan Karangasem Bali.  

Bersama Bli Kadek Putra


Note :
Apabila kesulitan menemukan lokasi wine salak ini, bisa pesan langsung dengan menghubungi :  
Mobile : +6281 353 166 354

atau

Bli Kadek Putra 08170762735


Jumat, 05 Juli 2013

Sometimes, It's Better to be Silent



Damai menyapa dikala aku menikmati desiran anginmu 
Wangi bunga dan dupa mengantarkan jiwaku kembali ke nirwana
Membawa semua luka dan pelangi melayang pergi 


Ketika kau menatapku wahai senja 
Aku bisa melihat diriku di masa lalu di balik cakrawalamu 
Menyadarkanku bahwa semua telah berlalu
Aku yang dulu berbeda dengan aku yang kini
Mungkin akan jauh berbeda di masa depan


Di balik kesunyian aku selalu berbagi hati denganmu

Bali, 5 Juli 2013


Rabu, 03 Juli 2013

Lembayung Bali di Pelabuhan Buleleng


Tak terasa langkah kaki menuntun saya menuju ke sebuah tempat eksotis yang bernama Pelabuhan Buleleng, di  Bali bagian utara. Singaraja yang menjadi ibu kota Buleleng menjadi salah satu kota tua di Bali yang wajib untuk ditelusuri nilai-nilai sejarahnya. Pelabuhan Buleleng dulunya adalah dermaga terbesar di Bali yang sekaligus menjadi pusat perdagangan dan pemerintahan yang terpenting. Kemasyuran Pelabuhan Buleleng kini semakin pudar setelah dipindahkannya pusat pemerintahan dari Bali bagian utara ke Bali bagian selatan (Denpasar). Namun meskipun demikian, tempat ini telah berhasil menjadi saksi perjuangan rakyat Bali melawan penjajahan kolonial Belanda.

Pelabuhan Buleleng
Momen terindah untuk mengenang kemasyuran Pelabuhan Buleleng adalah dikala senja. Sebelum sang surya menenggelamkan dirinya ke balik cakrawala, sempatkanlah untuk mengunjungi kelenteng yang berada di dekat pintu masuk pelabuhan.

Kelenteng di Pelabuhan Buleleng

Ketika saya mengunjungi tempat tersebut, penjaga kelenteng menyambut dengan ramah dan mempersilakan saya untuk masuk berkeliling. Ketika saya ingin memanjatkan doa, sang penjaga pun dengan senang hati menjelaskan ritual berdoa dan urutannya. Setelah berdoa, saya pun melakukan ciamsi. Ritual ciamsi merupakan bagian terunik yang paling saya sukai setiap kali saya mengunjungi kelenteng. Ciamsi sebenarnya adalah sebuah teknik meramal dengan mengocok sekumpulan bambu pada wadahnya untuk memohon petunjuk kepada para dewa atas permasalahan yang kita hadapi. 

Batang-batang bambu dan syair

Oya, tidak semua orang bisa melakukan ritual ini karena diperlukan kepercayan dan keteguhan hati. Apapun bisa terjadi apabila kita percaya, tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Jika seandainya ada sedikit keraguan dalam hati maka para dewa pun biasanya tidak akan mengijinkan kita melakukan ciamsi. Hasil dari ciamsi yaitu berupa selembar kertas yang berisi syair-syair yang menjadi jawaban tersirat atas permasalahan yang kita pertanyakan (boleh percaya dan boleh tidak, tergantung olahan masing-masing).

Sang Surya menenggelamkan dirinya

Setelah mendamaikan hati sejenak di kelenteng, tibalah waktunya menyaksikan keindahan sunset. Orang-orang pun berjajar di sekitar pantai sambil bercengkrama ataupun memancing. Perubahan warna langit senja bisa terlihat dengan jelas.Cahaya-cahaya yang dipancarkan oleh sang surya kepada sang langit tampak semakin menawan seolah-olah dihiasi warna pelangi. Riak-riak kecil dan tiupan angin pantai pun seakan ikut mengiringi pergantian senja menuju malam. Perlahan-lahan kita bisa melihat satu per satu bintang bermunculan di langit. Cahaya-cahaya lampu dari restoran terapung juga ikut memberi suasana romantis yang sayang sekali untuk dilewatkan.

Bintang pertama
Cahaya dari restoran terapung

Andai ada satu cara tuk kembali menatap agung surya-Mu
Lembayung Bali