Pembicara : Bapak Steve
Pada
kesempatan tanggal 17 Agustus 2013, saya berkesempatan menghadiri sebuah
bincang-bincang singkat tentang Waldorf School. Pembicaranya adalah Bapak Steve
yang ditemani oleh istrinya yang bernama Ibu Lesley. Bapak Steve ini adalah
seorang guru di salah satu Waldorf School di California, US. Beliau sudah
menjadi guru selama 24 tahun dan beliau juga seorang musisi.
PART 1
Di
awal acara setelah memperkenalkan diri, Bapak Steve bercerita bahwa setiap di
awal hari sebelum memulai kelas, beliau biasanya membacakan catatan singkat
mengenai tujuan yang ingin dicapai dalam pendampingan anak-anak. Menurut
beliau, hal ini penting untuk dilakukan agar kita bisa terus ingat dan fokus
pada tujuan yang ingin capai.
Beliau
kemudian bercerita tentang asal muasal berdirinya Waldorf School. Ide unik
tentang metode pendidikan di Waldorf School tercetus dari seseorang yang
bernama Rudolf Steiner yang membedakan tahap perkembangan anak sesuai usia (7
tahunan). Waldorf School pertama kali berdiri di Jerman pada tahun 1919. Nama Waldorf
sendiri berasal dari nama sebuah perusahaan rokok di Jerman (Waldrof Astoria
Cigarette Company). Saat dunia sedang dihantui oleh perang dunia (tahun
1940-1950an) yang berkecambuk di berbagai belahan bumi, presiden dari
perusahaan rokok tersebut mencoba mengembalikan keadaan dunia menjadi lebih
baik melalui pendidikan. Presiden tersebut kemudian meminta Steiner untuk
merealisasikan ide/konsep uniknya tentang pendidikan anak sesuai jenjang dengan
membangun sebuah sekolah yang seluruh dana untuk sekolah tersebut bersumber
dari kantong presiden rokok itu sendiri. Sekolah tersebut awalnya didirikan hanya
untuk memfasilitasi pendidikan anak-anak dari para karyawan di perusahaannya.
Lambat laun, anak-anak yang bersekolah di tempat tersebut berasal dari berbagai
kelas sosial dan tidak terbatas pada anak-anak dari perusahaan rokok saja.
Dengan
keadaan dunia yang semakin kacau akibat perang dunia, semakin banyak orang yang
menginginkan perubahan dan semakin banyak orang juga yang mulai menerima metode
pendidikan yang diterapkan Steiner dengan harapan semoga melalui pendidikan
maka tercipta generasi muda yang bisa menjaga pelindung dan penjaga kedamaian
dunia.
Guru-guru
yang mengajar di Waldrof School bukanlah mereka yang berasal dari kalangan
pendidik. Steiner sengaja merekrut orang-orang dari berbagai kalangan untuk
menjadi guru di Waldrof School karena menurutnya setiap orang memiliki
pengalaman hidup (life experiences). Berbagai pengalaman hidup setiap orang sangat
berharga to teach the people how to live together and to see the world through
each other eye.
“Be the change that you wish to
see in the world”_ Mahatma Gandhi
Human being ini berbeda dengan binatang. Ketika seekor
anak kuda dipisahkan dari induknya, kuda tersebut masih bisa tumbuh seperti
kuda-kuda pada umumnya. Mereka bisa berbicara dengan menggunakan bahasa kuda
tanpa perlu kita ajarkan. Hal tersebut berbeda sekali dengan manusia, ketika
seorang anak manusia dipisahkan dengan lingkungan sosialnya sesama manusia,
maka ia tidak akan bisa tumbuh layaknya manusia pada umumnya. Ada sebuah kisah
tentang seorang manusia yang dibesarkan oleh srigala, manusia tersebut tidak
bisa berjalan tegak seperti manusia umumnya karena dari kecil ia berjalan
merangkak seperti srigala dan tingkah lakunya sama persis seperti srigala
bahkan ia juga mampu berlari secepat srigala.
Proses Perkembangan Anak
Pada
tahun pertama, kepala bayi biasanya memiliki ukuran yang lebih besar daripada
badan mereka. Hal tersebut agar mereka bisa menyerap berbagai informasi dari
sekitar ketika baru pertama kali tiba di dunia.
Pada
saat berusia 5-6 tahun (toddler), fokus pertumbuhan anak terletak pada badan
mereka. Hal tersebut ditandai dengan ukuran tangan dan kaki mereka yang semakin
panjang. Mereka juga mulai menyadari fisik mereka dan semakin besar keinginan
mereka untuk bergerak. Agar pada akhirnya mereka memiliki kemampuan untuk
mengontrol gerakan fisik mereka, pada periode ini anak-anak perlu diberikan
ruang untuk bergerak (random moving) agar lambat laun di otak mereka bisa
terstruktur pola/cara mengontrol gerakan anggota badan mereka.
Speaking is a kind of moving.
Dari
kegiatan gerak fisik inilah kemudian muncul kemampuan berbicara. Berawal
dari berbicara maka semakin berkembanglah perbendaharaan kata dan kemudian
muncullah kemampuan berpikir (menemukan ide-ide).
Saat
baru lahir, bayi merasa dirinya masih terhubung dengan orang-orang dan lingkungan
sekitarnya. Ketika beranjak dewasa, mereka baru bisa merasakan keberadaan
dirinya dan mulai muncul keinginan untuk dipahami (mereka mulai merasa terpisah
dengan orang-orang dan lingkungan sekitarnya).
Anak-anak
kecil memiliki kemampuan imajinasi yang besar dan selayaknya dipelihara.
Secangkir gelas yang ia mainkan bisa ia imajinasikan menjadi roket ataupun
sejenisnya. Seiring pertambahan usia, kemampuan intelek anak mulai tumbuh.
Seiring dengan itu pula maka kemampuan imajinasi mereka biasanya semakin
menurun. Anak-anak yang terlalu muda diberi berbagai ilmu sains yang
membangkitkan sisi intelektual mereka maka akan semakin cepat juga kehilangan
sisi imajinasi mereka. Mereka menjadi lebih fokus pada perkembangan intelek
padahal usia awal mereka seharusnya lebih banyak bergerak dan berimajinasi agar
fisik mereka berkembang secara optimal. Younger Child biasanya masih susah
menerima penjelasan yang logis/sains karena mereka sebenarnya belum memiliki
kemampuan untuk mengolah dengan matang hal tersebut.
Berdasarkan
pengalaman Bapak Steve, ketika di kelas ada seorang anak kecil yang menanyakan
kepadanya tentang “mengapa bisa terjadi hujan”. Lalu salah seorang teman anak
tersebut tiba-tiba memberi jawaban dengan jalan menjelaskan tentang siklus air.
Anak yang bertanya tersebut tidak terima dengan penjelasan yang diberikan oleh
temannya tersebut dan kembali bertanya kepada Bapak Steve. Lalu Bapak Steve
menjawab bahwa “hujan terjadi karena awan memiliki banyak air dan
tanaman-tanaman sedang kehausan” (jawabannya masuk akal dan masih bisa diterima
oleh imajinasi anak).
Ketika
ada anak-anak mengeluarkan “bad word” saat sedang marah/kesal, kita perlu
mengevaluasi dari mana asal muasal kata tersebut karena umumnya anak-anak hanya
mengcopy kata-kata yang pernah didengar dari orangtua mereka. Jadi apabila kita
ingin anak-anak bersikap yang baik maka sebelumnya kita perlu menjadi contoh
yang baik bagi mereka.
PART 2
Play gives children a chance to
practice what they are learning. They have to play with they know to be true in
order to find out more and then they can use what they learn in new forms of
play. (Feed Roger)
Bayi
memerlukan banyak waktu untuk bermain agar mereka bisa merasakan dan memahami
dunia. Bayi melakukan natural exploration
dan berbeda dengan orang dewasa yang memiliki begitu banyak peraturan (adult has so many of rules). Untuk bayi yang
berumur 1-2 tahun, kita biasanya belum bisa memberi penjelasan yang bisa mereka
mengerti. Kita tidak perlu mengatakan “no”. Kita hanya perlu menciptakan
lingkungan yang aman untuk mereka tumbuh dan melakukan eksplorasi. Ketika kita
mengatakan “no” berarti sama saja kita mendorong mereka untuk berhenti
berekplorasi dan berhenti memahami dunia.
Seorang
teman Bapak Steve memiliki sebuah rumah mewah yang pintunya terbuat dari ukiran
yang sangat indah. Teman tersebut memiliki 4 orang anak. Salah seorang yang
paling kecil melemparkan anak panah secara berulang-ulang ke arah pintu ukiran
tersebut saat orangtua mereka sedang tidak berada di rumah. Suara kegaduhan yang dibuat anak kecil
tersebut terdengar oleh neneknya yang sedang berada di dapur. Lalu nenek
tersebut menghampiri anak tersebut dan menanyakan apa yang sedang ia lakukan.
Setelah diusut ternyata anak tersebut sangat tertarik mendengar suara yang
dihasilkan olah getaran anak panah saat menusuk pintu ukir tersebut. Kemudian
nenek yang bijak itu mengajak cucunya untuk melakukan hal tersebut di tempat
yang berbeda. Apabila seandainya orangtua anak tersebut di rumah, mungkin saja
mereka mengira apa yang dilakukan oleh anaknya semata-mata ingin merusakkan
pintu ukiran mereka yang indah.
Dari
usia 3 tahun, anak-anak merasa dunia itu benar-benar berbicara kepada mereka
sehingga mereka merasa terhubung dengan segala sesuatu yang ada di sekitar
mereka (terhubung juga dengan alam spiritual/Penciptanya). Hal ini berlangsung
hingga usia 12 tahun.
Peranan
cerita/dongeng saat penting diberikan kepada anak-anak untuk menanamkan nilai-nilai
kehidupan kepada anak-anak. Setelah mendongeng, kita tidak perlu menjelaskan
nilai-nilai yang terkandung pada dongeng tersebut karena dongeng memiliki
caranya sendiri untuk menanamkan nilai-nilai kehidupan pada hati dan tubuh anak-anak.
Sebelum menyampaikan dongeng, kita perlu memilah dan meyakini dongeng yang akan
kita sampaikan. Apabila kita merasa ketakutan pada diri kita sendiri setelah
membaca sebuah dongeng maka sebaiknya dongeng tersebut tidak disampaikan kepada
anak-anak karena anak-anak akan merasakan juga ketakutan yang kita rasakan.
Story
so powerful, story has their own way to explain how to be good human being.
Story is medicine for the children. Story lives in the heart and body of the
children, not in their mind.
Ketika
semakin bertambah usia, sisi imajinatif anak-anak akan tergantikan oleh sisi
intelektual.
Pain
awakening intellect early.
Apabila
seorang anak terlalu dini diberikan berbagai hal yang mendorong pertumbuhan
sisi intektual mereka seperti mengajarkan mereka membaca atau menulis atau ilmu
sains terlalu dini maka yang lebih dominan berkembang pada diri mereka adalah
sisi intelektual (kemampuan berpikir). Hal tersebut akan mengganggu
perkembangan fisik mereka. Tidak jarang ketika dewasa, anak-anak tersebut akan
mengalami gangguan kesehatan yang diakibatkan ketika mereka kecil, fisik mereka
belum berkembang dengan sempurna.
Tidak
ada seseorang yang sempurna. Ketika seorang guru merasa dirinya sempurna maka
sebaiknya ia tidak menjadi guru lagi. Hal tersebut dikarenakan untuk bisa
menjadi guru yang baik maka perlu kesadaran seorang guru untuk mau terus
belajar.
Apabila
seorang orangtua atau guru memiliki kemampuan imajinasi yang kurang kreatif
maka kita bisa memanfaatkan imajinasi yang dimiliki oleh anak.
The
children can guide our imagination.
Untuk
bayi yang baru lahir. Segala sesuatu yang ada di dunia ini masih sangat terasa
baru oleh mereka. Permainan cilukba adalah salah satu permainan yang bagus
untuk mengenalkan konsep orangtua pergi dan datang kembali lagi.
Apabila
ada seorang anak yang ingin dibacakan buku cerita yang sama sampai berulang
kali maka orangtua tidaklah perlu merasa khawatir sebab anak tersebut
sesungguhnya sedang membuka sebuah pola dalam pikiran mereka yang dapat
membantu perkembangan otak. Anak-anak memiliki kemampuan mengingat yang sangat
cepat namun mereka juga perlu pengulangan.
Untuk
anak berusia 3 tahun, mereka suka berdekatan dengan anak-anak seumurannya
tetapi bukan untuk main bersama. Pada saat berumur 3 tahun, mereka sesungguhnya
belum mengerti tentang konsep berbagi dan bergantian mainan sehingga kita perlu
menunjukkan kepada mereka tentang cara bermain bersama misalnya dalam bentuk
permainan.
Ketika
ada anak yang berebutan mainan, kita tidak boleh mengatakan “tidak boleh/don’t
do that” atau menjudge anak yang merebut mainan/memukul sebagai anak yang
berkelakuan buruk di depan teman-teman mereka. Yang perlu dilakukan adalah
menjelaskan perasaan anak yang mainanya direbut agar anak yang merebut mampu
memahami dengan sendirinya bahwa tindakan merebut yang ia lakukan bukanlah
sikap yang baik.
Begitu
juga halnya dengan anak yang sering memukul. Kita bisa menyentuh dengan lembut
tangan/muka anak yang sering memukul sambil menyebutkan kata “gentle”.
Ada
beberapa point penting yang perlu diperhatikan dalam mendampingi anak :
1. Time to play
Anak-anak memerlukan banyak waktu bermain. Yang perlu
kita lakukan ketika mereka bermain adalah “membuka mata dan menutup mulut” (eyes
open mouth shut)
2. Enviroment
Yang penting untuk kita usahakan ketika anak-anak bermain
adalah menciptakan tempat aman dan nyaman untuk mereka bermain (make
sure to save place).
3. Things/toys
Dull, fancy stuff in
child mind. Boneka yang tanpa
wajah dapat menjadi boneka yang sangat imajinatif di pikiran anak-anak.
4. Nature
Akhir-akhir ini, human being tidak memelihara alam dengan
baik. Agar kelak generasi masa depan bisa
memelihara alam, maka kita perlu mengajarkan anak-anak tentang keindahan alam
sehingga ketika ketika beranjak dewasa mereka bisa menjadi pelindung alam.
5. Real world
Sangat penting bagi seorang anak untuk diajarkan tentang
berbagai hal yang terjadi dalam keseharian kita (how to eat how to clean). Jadi alangkah baiknya kita sebagai guru
ataupun orangtua untuk mencontohkan sendiri bagaimana kita melakukan
tugas-tugas dalam keseharian kita. Misalnya, ketika ruangan kotor, sebaiknya
kita sendiri yang membersihkannya dan jangan memanggil orang/petugas kebersihan
untuk membersihkannya karena jika hal tersebut dilakukan maka anak-anak akan
belajar bahwa mereka bisa menyuruh orang untuk melakukan hal-hal tersebut
sehingga mereka tidak perlu melakukannya sendiri. Mengajak anak untuk terlibat
aktif dalam melakukan pekerjaan rumah yang sering dilakukan oleh orangtua
sangat bermanfaat untuk mengenalkan kepada mereka tentang dunia sesungguhnya.
Ada sekolah yang menjadikan hari Sabtu sebagai hari
bersih-bersih dimana anak-anak diminta membawa sapu. Cleaning is a part of life.
Pengalaman lain di US, sering sekali orangtua yang
berpindah-pindah tempat tinggal. Hal ini berdampak buruk terhadap perkembangan
psikologi anak-anak mereka. Mereka juga menjadi sering juga berpindah-pindah
sekolah. Seolah-olah the parent put the body and then take the
body, it’s hard for the children.
6. Art supplies
Anak-anak memiliki imajinasi yang besar. Jadi selayaknya
anak-anak tahu dimana peralatan berkarya seperti kertas ataupun pensil diletakkan
sehingga mereka bisa kapan saja menuangkan imajinasi mereka ke dalam karya.
7. Story+songs+traditional
(ring time/circle time)
Bernyanyi bersama, mendongeng, ataupun melakukan berbagai
permainan tradisional sangat penting bagi proses perkembangan anak-anak di
sekolah. (Going to school doesn’t means that you learn the stuff but doing social
thing to serve other)
Play is important
Mengapa bermain itu penting untuk anak-anak?
Bermain bisa membangun koneksi syaraf-syaraf di otak yang
menjadi salah satu hal penting dalam proses belajar dan berimajinasi sehingga
anak-anak memerlukan waktu dan intensitas bermain yang cukup agar pikiran,
tubuh, dan hati mereka bisa terintegrasi.
Di California ada sebuah institut yang bernama “Institute
of Play”. Mereka pernah meneliti orang-orang yang telah melakukan pembunuhan
keji dan menemukan bahwa mereka yang melakukan pembunuhan tersebut mengalami
pengalaman buruk di masa kecil. Mereka yang masa kecilnya terlalu dikekang dan
tidak diberi ruang untuk bermain (terlalu dikontrol oleh orangtua), ketika
dewasa mereka sering melakukan semacam pemberontakan ataupun tindakan yang
menyimpang.
Ketika ada anak yang tidak tertarik untuk bermain bersama
ketika semua teman-temannya sedang asyik bermain maka bisa diakali dengan cara
kita sebagai guru bisa memberi contoh bermain kepada anak tersebut seperti
dengan cara mengambil beberapa mainan lalu kita berimajinasi sendiri tentang
mainan tersebut di depan anak yang tidak tertarik bermain tersebut. Ketika anak
tersebut mulai menunjukkan sedikit ketertarikan, maka kita perlu sedikit demi
sedikit menjauhkan mainan tersebut lalu mendekatkannya kepada teman-temannya
yang lain yang sedang bermain dan boleh juga melibatkan salah satu temannya
untuk terlibat bermain dengan kita sehingga pada akhirnya anak yang enggan
bermain bersama mau ikut bergabung bermain bersama teman-temannya yang lain.
Bisa juga kita melibatkan anak tersebut untuk ikut
mengerjakan pekerjaan rumah yang dilakukan oleh orangtua sehingga pada akhirnya
mereka bosan melakukan pekerjaan rumah tersebut dan akhirnya lebih memilih untuk
bermain bersama teman-temannya.
Begitu banyak sistem pendidikan di seluruh dunia yang
menawarkan untuk melatih anak-anak membawa pada saat umur mereka masih sangat
muda. Sebagai contoh di Indonesia semakin banyak lembaga pendidikan yang
menawarkan anak-anak belajar lebih dini. Orangtua juga seakan berlomba-lomba
untuk segera menyekolahkan anak-anak mereka agar segera bisa membaca dan
menulis karena mereka menganggap semakin dini maka akan semakin baik. Padahal
hal tersebut kurang baik bagi perkembangan anak-anak karena sama artinya kita
merengut dunia bermain anak-anak dimana saat bermain mereka sebenarnya sedang
mengembangkan fisik/tubuh mereka agar berkembang secara sempurna. Banyak
orangtua atau guru yang khawatir menyikapi anak 7 tahun ke bawah yang belum
bisa menulis huruf dengan arah penulisan yang benar dan secara buru-buru
mengambil keputusan untuk membawa anak tersebut ke psikolog. Padahal
sebenarnya, anak yang berumur 7 tahun ke bawah sebenarnya sistem otak mereka
belum memiliki kemampuan untuk membedakan arah penulisan huruf yang benar.
Ritme atau rutinitas sangatlah penting juga dibangun pada
anak. Membangun rutinitas ini di minggu-minggu awal pasti akan terasa sangat
sulit. Namun ketika selang beberapa lama waktu berjalan, apabila rutinitas
tersebut dijalankan dengan konsekuen maka sistem alarm pada tubuh anak-anak
akan bisa mengikuti rutinitas yang sering diterapkan. Kita tidak perlu melihat
jam saat pergantian kegiatan rutin karena biasanya anak-anak akan tahu dengan
sendirinya. Jika seandainya kita sempat lupa maka pasti akan ada anak yang
mengingatkan karena sistem alarm di tubuh anak tersebut mengingatkan.
Makanan yang kini kurang bernutrisi dan banyak mengandung
gmo juga menjadi salah satu perusak bagi perkembangan anak-anak.
Note : Don’t
believe this idea
Take
the idea and make your own
stevespit@gmail.com
www.chamavanda.com
fb : connecting with young children
stevespit@gmail.com
www.chamavanda.com
fb : connecting with young children