Sabtu, 18 Juni 2011

Perjalanan ke Gunung Gede Bersama Gravell

Gunung Gede


          Perjalanan kali ini sebenarnya sudah direncanakan sebulan sebelumnya. Tanggal 22 April 2011, aku berangkat dari Bandung menuju Jakarta menggunakan travel Cipaganti sekitar pukul 07.00. Sampai di Kebon Jeruk Jakarta lalu dijemput oleh Kem sekitar pukul 09.30 "telat dari jadwal sih...karena katanya sibuk packing". Dengan motor, kami menuju ke tempat berkumpulnya tim yang lain ( Fikri dan Feyang) yaitu di deket rumahnya si Apur "siluman babi ganteng". Setelah semuanya berkumpul barulah kami menuju ke tempat kediamannya Bang Slamet. Di sana kami bertemu juga dengan Ezi Carter "pacarnya Nick Carter atau Aairon Carter...belum jelas" dan packing ulang barang-barang bawaan.

          Pukul 13.00 kami barulah berangkat menuju ke daerah  Base Camp Sores Cipinang (tempat berkumpulnya tim Gravell yang lain). Sebelumnya kami makan siang dulu mengisi perut yang keroncongan. Kami menuju ke meeting point menggunakan angkot dan bus. Kami tiba sekitar pukul 15.00 dan langsung menaikan barang bawaan ke mobil truk tentara, tapi sebelumnya menunggu dulu teman yang lain yang belum datang padahal kita sebenarnya sudah telat dari jadwal yang direncanakan.


Di Truk Tentara
        Akhirnya setelah semua berkumpul barulah kami semua berangkat ke Gunung Gede lewat tol Jagorawi menuju Cipanas Gunung Putri Cianjur. Perjalanannya memakan waktu yang sangat lama karena macet parah jadi kami harus menunggu cukup lama di truk. Ada yang turun dari truk dan memilih jalan kaki ataupun melepaskan lelah dengan duduk santai di pinggir jalan sambil menunggu truknya bergerak. Aku memilih duduk di truk aja karena takut ketinggalan truk kalau seandainya truknya tiba-tiba jalan. Benar kejadian juga, ketika ada 2 orang teman yang baru saja turun dari truk karena mau mencari makan, tiba-tiba truknya jalan dan arus mobil di jalan menjadi lancar.
       
         Sesampainya di kaki Gunung Putri, truk kami kehabisan tenaga untuk menanjak sehingga terpaksa kami harus turun dan jalan kaki di guyuran hujan rintik-rintik. Pukul 21.00, kami sampai di sebuah rumah yang biasanya digunakan sebagai tempat peristirahatan sementara oleh pendaki. Hari sudah malam dan kami segera beristirahat mengumpulkan tenaga untuk pendakian esok hari. Sebelum tidur kami makan malam dengan menu nasi bungkus dan ditambah segelas teh manis hangat untuk mendinginkan tubuh yang kedinginan.
       
        Keesokan harinya sekitar pukul 05.00, para pendaki lain sudah ada yang bersiap-siap memulai pendakian sedangkan tim kami masih tidur lelap dan baru bangun sekitar pukul 06.00. Sebelum berangkat, kami sarapan pagi terlebih dahulu sambil memasak beberapa buah kentang sebagai perbekalan untuk pendakian. Kami baru mulai pendakian sekitar pukul 07.00 lewat jalur Gunung Putri. Fikri terlihat sangat bersemangat memulai pendakian perdananya ini dan ia membawa carrier yang cukup berat "selamat berjuang ya Fikri...!!!".




Anggota Tim




Berpose sebelum memulai pendakian
        Jalur pendakian lewat Gunung Putri ini melewati bebrapa pos diantaranya  Pos 1 yg berbentuk bangunan kecil. Setelah itu melewati pos 2 (saung), pos 3 (tanah datar), pos 4, pos 5 dan akhirnya pos 6 yang ada di sisi timur alun2. Awalnya kami melewati perladangan dan Pondok Jaga Taman Nasional Gede Pangrango, diaman para pendaki biasanya melapor dan membeli tiket masuk. Kemudian kami melewati hutan pinus serta menyebrangi sungai kecil. Selanjutnya kami melewati Legok Lenca (2.150 m.dpl) dan Buntut Lutung (2.300m.dpl) serta Lawang Seketeng (2.500 m.dpl) dan Simpang Maleber (2.625 m.dpl). 



Makan kentang rebus

          Di perjalanan kami memakan perbekalan kentang dan rasanya enak banget ditambah saos. Beberapa jam sebelum menuju ke punjak, hujan pun turun sehingga jalan menjadi sedikit licin jadi aku harus berhati-hati agar jangan sampai terpleset. Kalau sampai terpleset dan tidak ada yang menolong wah gawat banget, soalnya teman-temanku yang lain tertinggal cukup jauh di belakangku. Di tengah penjalanan aku bertemu penjual nasi bungkus seharga Rp 5.000/bungkus dan aku langsung membeli 3 bungkus. Aku sampai di Lembah Suryakencana sekitar pukul 11.30 dan ternyata lembah tersebut sangat luas dan berkabut serta dipenuhi oleh padang Bunga Edelweis. Sesampainya di sana aku mencari anggota tim panitia gravell. Saat berhasil menemukannya, aku diminta beristirahat terlebih dahulu serta disuguhkan teh manis hangat sambil menunggu kedatangan yang lain.


         Akhirnya Kem datang sekitar pukul 12.30 lalu kami makan siang dulu sambil menunggu yang lain. Kemudian datanglah Ezi ikut bergabung dan setelah itu barulah kami membangun tenda dan beristirahat di tenda. Fikri dan Feyang akhirnya baru bisa menyusul kami sekitar pukul 15.00 dengan wajah kelelahan, bahkan Fikri kelihatan sangat pucat, ini mungkin karena ini pengalaman pertamanya merasakan sensasi mendaki gunung setinggi Gunung Gede yang memiliki ketinggian sekitar 2.958 m.dpl.


         Sore harinya Kem masak nasi liwet dan aku tidak bisa membantu karena ga bisa masak "maaf ya". Sambil menunggu nasi liwetnya tersaji, aku menunggu undian doorprize sambil berbincang-bincang dengan pendaki lain yang sampai saat ini ga ada yang bisa kuingat siapa nama mereka. Setelah menunggu cukup lama akhirnya keluar juga no undian 62 dan aku langsung balik ke tenda tanpa tahu hadiah apa yang diperoleh karena ternyata nasi liwet spesial buatan Kemsy sudah menunggu. Walaupun hasil nasi liwetnya sedikit aneh tapi bagiku tetap enak karena dibuat oleh Kem "he... he... he...". Setelah perut kenyang lalu waktunya tidur deh...


Tenda



 

Malam di Suryakencana




Diantara Bunga Edelweis


Padang Bunga Edelweis Penuh Ranjau

Foto Bersama 




        Keesokan paginya, kami disambut dengan cuaca yang pagi yang cukup cerah dan kami gunakan untuk acara foto-foto diantara bunga-bunga edelweis yang menawan tapi aku fotonya sedikit berhati-hati karena ternyata disana banyak ranjau. Setelah sarapan pagi nasi plus ikan sarden yang super enak karena pedas, kami langsung membereskan tenda. Pukul 09.oo kami pun memulai perjalanan pulang dan mampir ke Puncak Gunung Gede. Di puncak Gunung Gede turun hujan sehingga kami terpaksa beristirahat sejenak menunggu hujan reda. 




Packing Dulu Sebelum Pulang


Hujan Rintik-Rintik Sebelum Berangkat


          Lalu kami melewati Kawah Gunung Gede yang masih aktif mengeluarkan belerang. Kami lalu turun menuju jalur Cibodas melewati tanjakan setan, sungai yang airnya hangat, Kandang Badak serta Batu Kukus. Di Kandang Badak atau Lebak Saat (2.220 m.dpl), banyak terdapat batu yang berasal dari letusan Gunung Gede serta sumber mata air sehingga tempat ini banyak digunakan oleh pendaki untuk mendirikan tenda. 






Kehujanan di Puncak Gede


Puncak Gunung Gede
         Sempat juga mampir di Curug Cibeureum sendiri tanpa ditemanin karena yang nemenin kelihatan sangat kelelahan "kasian...sayang...aku ga bisa gendong". Meskipun cuaca agak mendung, Curug Cibeureum (1.675 m.dpl) terlihat sangat indah. Curug ini memiliki ketinggian 40-50 meter, terdiri dari air terjun utama yaitu Curug Cidendeng dan 2 curug yang lebih kecil yaitu Curug Cikundul dan Curug Ciwalen. Ketika aku berkunjung ke curug tersebut, curug tersebut sangat ramai dikunjungi oleh para wisatawan.


Curug Cibeureum


Jembatan Kayu
        Kami akhirnya tiba di Pintu Gerbang masuk Gunung Pangrango sekitar pukul 16.00 dan itu pun dengan perjuangan jalan super cepat menyalip semua pendaki yang lain tapi rasanya aku puas banget. Kemudian kami menuju Warung Barnas, lalu langsung aja aku bergegas mandi sebelum banyak yang datang. Setelah segar seusai mandi lalu makan dan rasanya lapar banget. Menu makannya seperti biasa "ikan tongkol (makanan favorit) ditambah gudeg. Pukul 18.oo aku pulang dengan menggunakan mobil elf yang agak menyeramkan di dalamnya dengan ongkos Rp 5.000 sampai tempat bus menuju Bandung. lalu dilanjutkan dengan bus dengan ongkos Rp 10.000 sampai Bandung. Tiba di terminal Leuwi Panjang pukul 20.00 dan dijemput oleh Dewa Penolong "Mas Woto". Lalu dengan kecepatan tinggi dia meluncurkan motornya melewati Pasar malam Ciroyom dan sampai di rumah sekitar pukul 21.00 "cepet banget ya". Terima kasih banyak buat semuanya terutama yang sudah mau menemani sejauh ini dan maaf kalo merepotkan, apalagi ga bisa bantuin masak...he he he.


Sampai sekarang masih terus menanti perjalanan selanjutnya.
Semangat.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar